Informasi Dunia Maya

,Time :
[Technology][fbig1]

Pantang Ngemis

Pantang Ngemis adalah sebuah acara realitas Indonesia yang diproduksi oleh Triwarsana dan ditayangkan oleh stasiun televisi GTV sejak 20 Desember 2017. Acara ini dibawakan oleh aktris Zhi Alatas. Dalam acara ini, Zhi mencari sosok tangguh yang enggan untuk mengemis demi menyambung hidup. Sosok tangguh ini akan diuji melalui serangkaian eksperimen sosial untuk menguji bahwa mereka tidak ingin mengemis.

Banyak Pelajaran yang bisa di ambil hikmahnya di sini, dan ini adalah salah satu acara yang patut di contoh bagi kita semua. Berikut kata-kata pantang ngemis yang sudah mendapat hadiah dari GTV. Berkat penolongan mereka banyak bikin kita mengerti tentang berartinya hidup ini. Berikut kata-kata pantang ngemis berikut.

1.  Nenek Wasiah

"Saya Kalau Lapar Minum,Kalau Pengen Cemilan Minum,Yang penrting Bersyukur".

inilah Sosok Mulia Dari Nenek Wasiah yang kesehariannya berjualan keong di pinggir jalan selama 20 tahun. Waktu yang sangat lama Nenek wasiah telah berjualan keong di kehidupannya.


 

 

 2. Pak Khanafi Sangat Bersyukur




"Lebih Baik Hidup Dengan Keringat Sendiri Dari Pada Hidup Harus Meminta-minta".

Kita semua mungkin sudah menyaksikan dan mengenal sosok mulia dari bapak khanafi dan istri yang kesehariannya hanya berjualan pisang. meskipun hidup dalam keterbatasan mereka pantang meminta dan selalu ikhlas memberi.

3. Ibu Sutiah


"Anak itu titipan,saya berjuang untuk anak,kasihan anak saya kalau saya nggak ada".

Nenek Satiah yang kesehariannya berjualan Koran, berjuang demi anaknya yang mengalami sakit jiwa. Penuh hati yang mulia dan mempunyai kesabaran yang baik ketika cobaan datang pada dirinya.


4. Sukardi

Meski kondisinya lumpuh, namun tidak ada kata putus asa bagi Sukardi. Dengan mengendarai kusi roda, pria 65 tahun ini rela keliling dari wilayah satu ke wilayah lainnya di Kecamatan Koja, Jakarta Utara demi menjajakan kapal-kapalan hasil kerajinannya sendiri kepada warga.

“Dari pada saya ngemis lebih baik jualan seperti ini, Alhamdulillah dari hasil penjualan kerajinan ini saya mampu menghidupi istri, lima anak dan empat cucu,” jelas warga kampung Rawa Badak Kincir, RT 05 RW 09, No.36, Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara menggeluti sebagai perajin kapal-kapalan itu sejak tahun 1999 lalu. Saat itu dirinya baru sembuh setelah sakit akibat pinggang dan kakinya patah karena tertimpa kayu balik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Saat itu karyawan buruh kasar kuli panggul di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menikmati hari-hari hanya diatas tempat tidurnya. Namun, setelah kondisinya sudah pulih meski lumpuh, pria itu berusaha membikin kapal-kapalan laut untuk di jual belikan kepada warga. Hasilnya memang cukup luar biasa, meski satu kapal laut dia kerjakan empat hingga lima bulan.

Dalam satu bulan suami Atem, 60 yang bekerja sebagai dukun beranak itu biasanya mampu mengerjakan antara enam hingga tujuh kapal laut. “Biasanya saya saya sebulan penuh bikin kapal laut, setelah jumlahnya banyak baru saya jual. Kadang saya juga kewalahan melayani permintaan pelanggan yang cukup banyak. Biasanya mereka itu membeli kapal yang ukurannya kecil,”jelasnya.
Setiap kapal laut itu, kata Sukardi dijual yang besar antara Rp125 hingga 150 ribu, sedangkan yang sedang biasanya ia jual antara Rp60 hingga 75 ribu. Kakek empat cucu itu sengaja membikin kerajinan kapal-kapal laut karena ciri khas Jakarta Utara.

“Jakarta Utara identik dengan banyaknya kapal laut, baik sejak penjajah Belanda hingga saat ini. Untuk itu saya senang membuat kapal-kapal laut seperti ini, mudah-mudahan karya saya ini dapat dinikmati warga khususnya masyarakat Jakarta Utara,” jelas pria yang mengaku asal Indramayu, Jawa Barat tersebut.
Sukardi, juga berharap kepada pemerintah khususnya Pemkot Jakarta Utara memberikan modal kepada dirinya untuk mengembangkan usahanya. Diakui memang selama ini ada bantuan, tapi tidaklah cukup. “Yah Mudah-mudaham pemerintah mau memperhatikan nasib rakyat kecil seperti saya ini,” jelasnya.

Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, yang dimintai tanggapan mengatakan, pihaknya sangat bangga meski kondisinya cacat, namun Sukardi tetap bersemangat berkarya. “Saya bangga punya masyarakat seperti itu yang tidak pernah mengenal lelah untuk berkarya, kedepan hasil kerajiannya itu dapat kita pasarnya di lokasi-lokasi wisata yang ada di Jakarta Utara,” jelasnya.

Labels:

Post a Comment

facebook

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget